Semalam Bersama Penduduk Asli Desa Wisata Osing Kemiren di Banyuwangi

Semalam Bersama Penduduk Asli Desa Wisata Osing Kemiren di Banyuwangi – Mendapatkan kesempatan untuk mengenal suku-suku yang ada di negara Indonesia yang kaya ini merupakan sebuah pengalaman yang berharga. Saat berkesempatan berkunjung dan tinggal semalam bersama Suku Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi; tentunya saya tidak akan melewatkan kesempatan berharga ini begitu saja. Kesempatan yang mungkin tidak akan saya dapatkan lagi di kemudian hari. Jadi saya menikmati tinggal semalam bersama penduduk asli Desa Wisata Osing Kemiren di Banyuwangi.


IMG_20160422_165107_800x447Menurut sejarah, Suku Osing yang juga dikenal sebagai Wong Blambangan ini adalah orang-orang dari kerajaan Majapahit yang melarikan diri ke arah timur Pulau Jawa. Sebagian berhenti di sekitar Gunung Bromo dan menjadi Suku Tengger, sebagian lagi menuju Banyuwangi dan mendirikan Kerajaan Blambangan. Dalam perkembangan sejarah, Kerajaan Blambangan takluk pada Kerajaan Mataram Islam. Jadi tidaklah mengherankan jika dalam kehidupan dan adat istiadatnya, Suku Osing ini mendapatkan pengaruh Hindu, Budha dan Muslim.  Hingga kini Orang Osing kebanyakan beragama Hindu dan Muslim.

Suku Osing ini memiliki adat, budaya dan bahasa yang sangat menarik. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Osing yang ada persamaannya dengan bahasa Jawa tapi tetap saja berbeda. Misalnya kata makan yang dalam bahasa Jawa disebut madhang, sedangkan orang Osing menyebutnya madyang. Atau warna merah yang dalam bahasa Jawa disebut abang, dalam bahasa Osing disebut dengan abyang.

IMG_20160422_165345_800x447 IMG_20160423_071735_800x447Rumah adat Suku Osing juga menarik. Rumah-rumah ini dibangun dengan sebagian dinding dari anyaman bambu dan sebagaian lagi dengan batu bata. Dapur yang disebut pawon, masih mengunakan kayu untuk memasak walaupun bahan bakar gas juga dimiliki oleh tiap rumah keluarga di Suku Osing ini. Perpaduan tradisi dan budaya modern ada disini.

IMG_20160423_071955_800x447 IMG_20160423_111539_800x447Suku Osing terus menjaga tradisinya turun termurun. Seperti kasur abang cemeng yang diberikan oleh orang tua untuk anak-anaknya yang membina rumah tangga sendiri. Ini adalah hal wajib yang diberikan orang tua untuk anaknya. Ada juga seni membaca Surat Yusuf yang sangat unik. Dimana tulisan Arab dilantunkan dengan langgam Jawa.

Semalam Bersama Penduduk Asli Desa Wisata Osing Kemiren di Banyuwangi membuat saya sadar bahwa budaya dan tradisi negara kita ini sangat kaya dan harus terus dilestarikan. Gotong royong yang terus dipelihara oleh Suku Osing ini membuat kehidupan masyarakatnya lebih guyub. Membangun rumah bersama, mempersiapkan hajat bersama dan masih banyak lagi.

Tradisi yang sampai sekarang masih dipertahankan ini sekarang malah menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi. Tradisi ini dilakukan sepanjang tahun mulai dari selamatan tumpeng sewu, sedekah Syawal, mepe kasur, dan masih banyak lagi. Demikian juga dengan tarian yang sampai saat ini terus dipertahankan dan dilestarikan oleh generasi muda Suku Osing. Banyak penari gandrung muda yang mulai dikenal di tingkat nasional dan internasional. Sungguh mengagumkan.

Beruntung, pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendukung semua kegiatan dan tradisi Suku Osing sehingga Desa Kemiren ini ditetapkan sebagai Desa Wisata. Festival Budaya tahunan Suku Osing ini  selalu ditunggu dan menjadi daya tarik untuk banyak orang.

Semalam Bersama Penduduk Asli Desa Wisata Osing Kemiren di Banyuwangi ini merupakan pengalaman tak terlupakan. Karena itu, jika ada kesempatan berkunjung bahkan tinggal bersama Suku Osing di Desa Kemiren di Banyuwangi, jangan sampai Anda lewatkan.

(dedicated to Alm. R. Satriadi – seorang penggerak seni dan aktivis sosial di Malang)

2 Comments

  1. kursus bahasa arab pare September 26, 2017
    • lilyudha1 September 26, 2017

Leave a Reply