Menikmati Sore di Bukit Jengkoang Kota Wisata Batu

Menikmati Sore di Bukit Jengkoang Kota Wisata Batu – Banyak tempat yang belakangan baru dieksplorasi sebagai tempat wisata di Kota Batu. Ya, sebagai sebuah kota wisata, Kota Batu memang terus berbenah diri dan mengembangkan potensi wisata yang dimilikinya.

Jika sebelum ini, taman rekreasi seperti Secret Zoom, Dino Park dan sejenisnya menjadi favorit wisatawan; maka mulai awal pandemi Covid19 orang beralih ke tempat wisata alam. Air terjun, hutan, perkebunan dan juga gunung menjadi tempat pilihan untuk berwisata. Tentunya tempat-tempat ini adalah tempat dengan udara terbuka dan pengunjung tidak berdesakan di tempat-tempat tersebut.

Salah satu tempat wisata di daerah Batu Malang yang ramai menjadi bahan perbincangan dan dikunjungi para pecinta alam adalah Bukit Jengkoang. Tempat ini sepertinya ramai dibicarakan orang sejak dua tahun bekangan. Sampai hari ini saya belum menemukan latar belakang nama Jengkoang yang kedengarannya unik ini. Menurut informasi, nama Jengkoang ini dari nama pemilik tanah di sekitar bukit ini yaitu Pak Jung Kwang.

Suatu hari, seorang sahabat mengajak naik ke Bukit Jengkoang. Tidak terlalu jauh dari kota Malang, tepatnya berada di Kota Batu. Menurut informasi yang kami dapatkan, matahari sore di Bukit Jengkoang ini sangat indah. Sebagai penyuka sunset. sayapun langsung mengiyakan ajakannya. Apalagi tempat ini merupakan salah satu tempat wisata di Kota Batu terbaru terutama di dua atau tiga tahun terakhir.

Lokasi Bukit Jengkoang ini berada di Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu. Saya dan teman-teman mengendarai sepeda motor otomatis. Nantinya setelah sampai di lokasi, kami baru tahu jika kendaraan jenis ini kurang direkomendasikan dikendarai menuju bukit ini.

Apalagi saat kami menuju Bukit Jengkoang, gerimis turun dan jalanan menjadi sangat licin. Jangankan sepeda motor, beberapa kendaraan roda empat saja mengalami kesulitan naik sampai ke atas bukit. Jadi, jika Anda ingin datang ke Bukit Jengkoang di musim penghujan, sebaiknya gunakan sepeda motor manual atau kendaraan roda empat dengan gardan ganda. Ini dijamin aman.

Sore itu cuaca tidak bersahabat dengan kami tetapi kami masih bisa menikmati keindahan bukit ini. Diantara kabut dan gerismis, saya membayangkan indahnya matahari senja jika saja cuaca hari itu cerah. Artinya saya dan teman-teman harus kembali lagi ke Bukit Jengkoang ini.

Di Bukit Jengkoang terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan, penganan dan tentu saja minuman hangat. Berada di ketinggian 1.000 MDPL tentunya udara di kawasanan ini sejuk bahkan mungkin cenderung dingin bagi beberapa orang. Tentu saja kopi atau teh panas dengan pisang goreng hangat sangatlah menggoda. Jangan lupa membeli pisang goreng di warung yang terletak di paling ujung bukit ini. Pisang goregnya enak, manis dan cukup ramah kantong.

Bukit Jengkoang termasuk salah satu tempat wisata murah di Kota Batu. Mengapa? Sampai terakhir saya ke tempat ini di akhir tahun 2021, tidak ada tiket masuk ke tempat ini. Jadi, Bukit Jengkoang adalah salah satu tempat wisata di Kota Batu yang gratis.

Selain cocok untuk bersepeda dan menikmati senja, Bukit Jengkoang ini juga cocok untuk berkemah. Saya bisa membayangkan betapa sepi dan tenangnya malam hari ini bukit ini. Saat langit cerah, tentunya keindahan bintang dapat terlihat jelas dari bukit ini. Oh ya, tidak perlu khawatir soal buang air ataupun mandi. Di dekat warung teratas, terdapat beberapa kamar mandi yang dapat digunakan. Airnya dingin tentu saja.

Di salah satu bagian bukit ini, Perhutani atau PTPN (saya tidak ingat) juga sedang berbenah untuk mendukung program pariwisata Kota Batu. Menyediakan beberapa fasilitas bagi para pengunjungnya. Ada area berkemah, ada juga tempat duduk dan berfoto. Saat saya kesana, mereka juga sedang memperbaiki infrastruktur terutama jalan di antara pepohohan pinus. Sore itu, saya melihat beberapa tenda telah terpasang. Tidak hanya anak muda yang berkemah tetapi juga beberapa keluarga kecil bahkan membawa balitanya. Wah, keluarga pecinta alam rupanya.

Bukit Jengkoang ini saat ini paling digemari oleh para pesepeda. Medannya mulai dari jalan aspal, jalan makadam hingga jalan tanah. Pastinya merupakan sebuah petualangan menyenangkan bagi para penggowes. Selain sepeda kayuh, sepeda motor trail dan jip adalah kendaraan yang cocok digunakan menuju bukit ini.

Menikmati keindahan Kota Batu dari ketinggian merupakan salah satu sajian Bukit Jengkoang. Selain hutan pinus, perkebunan sayur dan tentu saja udara sejuk yang menyegarkan. Ada banyak spot foto menarik bagi para pecinta fotografi. Tidak jarang beberapa pasangan mengambil Bukit Jengkoang sebagai tempat foto Pre-Weddingnya.

Saya sendiri suka berlama-lama di sini, seandainya saja mendung tidak semakin gelap. Dikhawatirkan kami tidak bisa kembali ke kota karena akses jalan yang semakin berlumpur akibat gerimis yang tak kunjung berhenti. Akhirnya kami mengikuti nasehat penduduk untuk segera turun.

Suatu hari di hari yang cerah, saya dan teman-teman akan kembali ke Bukit Jengkoang di Kota Wisata Batu ini. Bukan untuk berkemah tetapi untuk menikmati senja dan udara sejuknya. Saya masih ingat jalan masuk menuju bukit ini.

Dari arah Alun-alun Kota Wisata Batu, kita harus menuju arah Bumiaji. Setelah Warung Wareg Bumiaji, carilah Masjid besar di sebelah kiri. Belok kiri ke arah Desa Bulukerto, Bumiaji. Dari sini lurus saja ikut petunjuk arah. Paling mudah tentu saja dengan bantuan GoogleMaps.

Jarak tempuh dari Alun-alun sampai ke Bukit Jengkoang hanyalah sekitar 10 kilometer saja. Tetapi karena pemandangan sepanjang jalan cukup menggoda mata, waktu tempuh bisa lebih panjang dari seharusnya. Jika normal, 30 menit sudah sampai Bukit Jengkoang dari Alun-alun. Lereng Gunung Arjuna memang kaya bukan hanya kesuburan tanahnya untuk bercocok tanam khususnya sayuran, tetapi juga menawarkan kesejukan bagi jiwa raga. Ayuk liburan di Batu lalu ke Bukit Jengkoang akhir pekan ini!

Leave a Reply