Akhirnya Mampir ke Warung Kopi Asiang Pontianak – Bertahun lalu saya bermimpi untuk dapat mengunjungi salah satu kota di Pulau Kalimantan. Saya tinggal di Pulau Jawa, rasanya Pulau Kalimantan itu jauh sekali. Namun saya tetap memelihara mimpi itu sampai akhirnya saya terbang ke Pontianak, sebelum pandemi Covid 19.

Beruntung saya dan tiga orang teman mendapatkan tiket promo Airasia untuk terbang ke Pontianak. Perjalanan ini harus dimulai dari Kuala Lumpur, tetapi hal ini tidak mengurangi semangat kami untuk menginjakkan kaki ke Pulau Kalimantan.
Dari Kuala Lumpur, kami sempat terbang mengunjungi Brunei Darussalam. Lalu melanjutkan perjalanan dengan bus menuju beberapa kota di bagian Timur Malaysia. Dari Kuching, kami kembali naik pesawat terbang menuju Pontianak! Yaa… kami akan ke Pontianak.



Sebelum berangkat ke Pontianak, kami berempat sudah berselancar di dunia maya untuk membuat daftar tempat makan enak di Pontianak. Nah, salah satu tempat yang direkomendasikan oleh para pecinta kuliner di kota Pontianak adalah Kopi Asiang. Warung kopi Asiang ini bahkan masuk dalam daftar rekomendasi kuliner Pontianak loh.
Karena pagi hari kami mencoba tempat makan Pontianak asli seperti bubur dan jajanan, jadi kami meluncur ke Kopi Asiang ini agak siang hari. Ya, kami akhirnya mampir ke Warung Kopi Asiang Pontianak yang terkenal itu. Ternyata siang itu pengunjung Kopi Asiang sudah sangat banyak, bahkan penuh sesak. Kami harus menunggu untuk mendapatkan tempat duduk. Sepertinya pecinta kopi di Pontianak ini minum kopi sepanjang hari dan ini tidak hanya orang tua tetapi muda-mudi juga duduk menikmati kopi disini.



Warung Kopi Asiang buka setiap hari dari jam 03:00 hingga 18:00. Benar, jam operasional Kopi Asiang mulai jam 0300 ini dimulai sejak Pak Asiang memulai bisnis ini di tahun 1958. Jaman itu kita belum mengenal istilah barista untuk peracik kopi namun bapak satu ini sudah meracik kopi sehingga mendapatkan rasa yang khas dan pas. Menurut informasi, setidaknya 600 gelas kopi terjual setiap harinya, namun menurut pengamatan saya lebih dari itu jumlah kopi yang terjual setiap harinya di kedai Kopi Asiang Pontianak ini.
Satu yang patut diacungi jempol adalah rasa yang menurut pecinta kopi di Kota Pontianak tidak berubah sejak pertama kali dibuka hingga kini. Ciri khas Pak Asiang dalam meracik kopinya adalah bertelanjang dada. Ya, beliau sendiri yang membuka kedai kopi setiap subuh dan dilanjutkan oleh keluarganya mulai sekitar jam 10 pagi hingga tutup. Karena saya datang ke kedai Kopi Asiang Pontianak sudah menjelang jam makan siang maka yang ada hanya istri, anak dan karyawannya (ini sebelum pandemi Covid 19).
Siang itu, saya dan teman-teman memesan kopi hitam, kopi susu dan beberapa jajanan tradisional yang ditawarkan di hari itu. Ada beberapa jenis bolu, kue pia dan telur setengah matang. Kami mencoba bolu sarang semut dan pia. Keduanya sangat cocok dengan kopi yang tersaji. Kopi hitam dan kopi susu di Kedai Kopi Asiang Pontianak ini enak, bukan kopi kekinian.



Cara pengolahannya juga masih semi tradisional dengan kompor, ketel dan panci-panci. Lalu kopi yang sudah diracik ini disajikan dalam cangkir-cangkir keramik kuno. Tidaklah heran jika Pak Asiang bertelanjang dada saat meracik kopi di kedainya. Selain udara Kota Pontianak yang memang panas, berada di sekitar kompor selama berjam-jam tentunya sangat gerah.
Jika Anda pecinta kopi, saya yakin Anda pasti menyukai cita rasa kopi racikan Pak Asiang ini. Jatuh cinta dengan rasa Kopi Asing Pontianak? Anda dapat membeli kopi bubuk untuk diseduh sendiri di rumah. Saya tidak membeli bubuk kopi, tetapi beberapa teman membelinya. Setelah kembali ke Pulau Jawa dan menyeduhnya di rumah, teman-teman saya mengatakan rasa kopinya memang enak dan sama seperti yang dinikmati di kedai.